Holla Sobat Logam Ceper!! Pada kesempatan kali ini, kita akan belajar mengenai salah satu yang berkaitan dengan Diagram Fasa lho,, Yups, that is about tembaga murni.
Apa itu tembaga murni?
Perlu Sobat Logam Ceper ketahui, di dalam sebuah industri penggunaan tembaga murni ini seringkali dipakai sebagai kawat ataupun bahan untuk penukar panas dalam memanfaatkan hantaran listrik dan panasnya yang baik lho.
Tembaga murni untuk keperluan industri ini dicairkan dari tembaga yang diproses dengan bantuan arus listrik, yaitu elektrolisa dan dikategorikan menjadi tiga macam sesuai dengan kadar oksigennya dan juga cara deoksidasinya. Adapun contohnya yaitu tembaga ulet, tembaga deoksidasi, dan juga tembaga bebas oksigen.
Berbicara sedikit mengenai sejarah, bahwa sejak tahun 1913 sebagai satuan hantaran listrik dipergunakan % IACS (International Annealed Copper Standard) yang mempunyai nilai rata-rata 100% untuk tembaga teknis. Dalam standar ini suatu hantaran dapat dinyatakan 100% jika tahanan spesifik pada rentang 20°Celcius = 1,7241 cm.
Sesuai dengan perkembangan dalam teknologi pemurnian kemurnian tembaga telah sangat diperbaiki dan sekarang tembaga yang paling murni mempunyai konduktivitas listrik 103%. Hantaran panas pada 20°Celcius telah juga diperbaiki dari 0,923 cal dalan tahun 1950-an sampai 0,941 cal dalam tahun 1970-an.
2 Kompenen Pengaruh Tembaga Murni
1. Pengaruh Oksigen
Gambar di atas ini menunjukkan diagram fasa dalam sistem Cu-O yang di mana jumlah larutan padat maksimum dari O pada titik eutektik 1065 derajat Celcius adalah bernilai 1,008%. Tembaga yang ulet Ini mengandung sampai 0,04% O yang terdiri dari struktur berfasa ganda dengan Cu dan Cu2O mengarah dalam arah pengerjaan. Cu2O ini merupakan fasa yang berbentuk piringan yang diharapkan dapat memberikan pengaruh yang kurang buruk terhadap sifat-sifat mekanik. Tetapi jumlah yang banyak akan menukarkan dalam pengerjaan dingin dengan begitu akan lebih baik jika dapat mengontrol kadar oksigen tersebut agar rendah, walaupun hanya untuk tembaga yang ulet.
2. Pengaruh Hidrogen
Setelah tadi membaca pengaruh dari oksigen, sekarang dari pengaruh hidrogennya. Dalam pengaruh hidrogen tembaga cair ini mengabsorb hidrogen bersamaan dengan oksigen. Banyak H2 yang terkandung membentuk gas pada waktu pendinginan. Jika pencairan tembaga dilakukan pada sebuah atmosfer yang lembab maka akan terjadi disosiasi H2O pada permukaan tembaga yang cair.
Dari jumlah hidrogen yang larut di dalam tembaga cair ini, sebanding lurus dengan akar 2 dari konsentrasi hidrogen. Dan hidrogen tersebut akan masuk ke dalam tembaga dalam keadaan atom.
Perlu sobat ketahui, bahwa jika dalam keadaan padat maka kelarutan hidrogen akan menurun banyak. Tetapi hidrogen dengan jumlah besar yang cukup dapat terlarut dalam keadaan padat diantara kisi atom.
Menurut pengukuran yang sebenarnya dalam keadaan padat terkandung hidrogen sebanyak 1/2 sampai 1/3 dari oksigen. Hidrogen dalam tembaga yang mengandung oksigen bereaksi dengan Cu2O untuk membentuk H2O, yang di mana tidak bisa lagi tinggal di dalam kisi atom dan akan membentuk gelembung-gelembung yang mengakibatkan berbagai cacat dalam batas butir.
Jadi tembaga liat mengandung jumlah O yang cukup menjadi Getas karena pemanasan dalam atmosfer tereduksi. Hal ini sering dinamakan penyakit hidrogen. Untuk keadaan tersebut tidak dapat dipergunakan tembaga ulet kecuali tembaga dioksidasi tembaga bebas hidrogen atau tembaga dioksidasi fosfor
Oke sobat logam Ceper, di atas tadi merupakan penjelasan dari tembaga murni dan komponen pengaruhnya. Semoga dengan membaca artikel ini pengetahuan sobat logam ceper bertambah dan semoga bermanfaat!
Penulis: Alfina Indah R
Referensi: Surdia, Tata-dan-Shinroku, Saito.1999.PENGETAHUAN BAHAN TEKNIK.Jakarta: PT Pradnya Paramita
Leave a Reply