Tanur Kupola merupakan tanur pelebur dalam pengecoran logam untuk melebur besi tuang kelabu, Ni resist dan juga bronze. Bentuknya seperti silinder berdiri yang disanggah oleh empat kaki. Bila dilihat sekilas mirip cerobong asap.
Deskripsi Tanur Kupola
Kupola bisa dibuat dalam berbagai ukuran, mulai dari kupola mini hingga kupola dalam kapasitas besar. Tipikalnya, ukuran kupola dalam satuan diameter dalam. Untuk kupola konvensioal, ukuran diameter dalam mulai dari 0,5 meter hingga 4 meter. Kupola mini biasanya mempunyai diameter dalam 0,25 meter. Pada bagian bawah kupola terdapat pintu bulat dengan sistem engsel untuk mengeluarkan muatan sisa peleburan. Pada bagian atas terdapat kubah penutup sebagai penutup dari hujan, namun kubah ini sudah banyak tidak dipakai (dalam kupola konvensional). Lain halnya dengan kupola yang emisinya digunakan lagi untuk pemanasan selanjutnya. Selubung kupola biasanya terbuat dari plat baja dengan lapisan (lining) bahan tahan api. Bagian landasan kupola dilapisi bahan clay, pasir dan bahan tahan api. Lapisan (lining) ini diperbaiki setiap akan melakukan operasi peleburan. Abu batubara (sea coal) dicampurkan pada lapisan clay (tanah liat) untuk bagian bawah, sehingga ketika dipanaskan, abu batubara akan terdekomposi dan campuran akan menjadi gembur, sehingga akan memudahkan dalam membuka pintu bawah. Beberapa kupola memakai instalasi pendingin pada selubung kupola dan injeksi oksigen agar pembakaran kokas lebih panas.
Asal mula Kupola
Tanur kupola mulai dibuat di China sekitar 403 – 221 sebelum Masehi. Pada masa dinasti Han (202 SM – 220 M), kebanyakan besi yang dilebur menggunakan blast furnace (tanur udara) , dilebur ulang pada tanur kupola. Ini dirancang bahwa udara dingin bisa diinjeksi melalui pipa tuyer yang dilewatkan pada lubang atas tanur, sehingga udara dingin menjadi panas hingga lubang bawah tanur. Tanur Kupola dibuat oleh René-Antoine Ferchault de Réaumur sekitar tahun 1720.
Proses
Untuk memulai proses peleburan kupola, bagian bawah diisi lapisan kokas (landasan kokas/coke bed), dan dinyalakan dengan disulut. Kupola kecil dinyalakan dengan menggunakan kayu untuk memanaskan kokas. Ketika kokas disulut/dibakar, udara dihembuskan dari lubang tuyer.
Ketika kokas sudah sangat panas, muatan logam dimasukan melalui lubang atas. Lapisan logam dan kokas dibuat berseling, dan ditambahkan batu kapur (limestone) yang berfungsi sebagai pengangkat kotoran. Dan ketika suhu semakin memanas, logam mencair. Logam mengalir melalui sela-sela antara kokas dan melewati landasan kokas lalu mengumpul di bawah kupola, tepat diatas pintu keluar bawah. Dibagian bawah terdapat dua lubang keluar, yaitu lubang kotoran (slag) dan lubang cairan. Lubang kotoran posisinya lebih rendah dibanding lubang cairan dengan maksud agar kotoran terpisah seiring berat jenis yang lebih tinggi dibanding cairan logam.
Proses ini berulang terus menerus, hingga cetakan yang akan dicor telah habis.
Ketika proses telah selesai, penghembus udara dihentikan dan pintu bawah dibuka untuk mengeluarkan material sisa peleburan.
Kelebihan :
- Memiliki kapasitas tinggi, terus menerus.
- Mudah pengoperasian
- Hemat biaya
Referensi :
– Cupola furnace, wikepedia.org
– photobucket.com
-mechanicalengineeringblog.com
Leave a Reply