Sobat Logam Ceper, gimana ya prospek pasar pengecoran logam di Indonesia dan dunia? Sobat penasaran? Berikut pembahasannya.
Pengecoran logam adalah proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan produk dengan bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi.
Logam cair dituangkan ke dalam cetakan yang memiliki rongga cetak (cavity) sesuai dengan bentuk atau desain yang diinginkan. Proses pengecoran logam merupakan salah satu proses yang sering dipilih untuk memproduksi produk karena memiliki berbagai keuntungan, diantaranya yaitu:
- Membuat benda dengan ukuran interval yang luas
- Efisien dan ekonomis
- Bisa membuat benda sederhana dan rumit
- Variasi material luas
- Tingkat keakuratan tinggi
- Cocok untuk segala jenis produksi (job order/masal)
Dengan berbagai keuntungan tersebut, pengecoran logam banyak digunakan. Bahkan hampir seluruh industri membutuhkan produk pengecoran logam terutama untuk industri otomotif.
Semakin banyak industri otomotif, maka akan semakin meningkat pula permintaan di industri pengecoran logam.
Menurut Ketua Umum Himpunan Ahli Pengecoran Logam Indonesia (HAPLI), Yos Rizal Anwar, industri pengecoran logam memiliki prospek cukup bagus karena kebutuhan logam cetakan (casting) untuk industri otomotif sangat tinggi. Nah, permintaan industri pengecoran logam ini akan sejalan dengan pertumbuhan permintaan di sektor otomotif.
Sebagai gambaran sobat semua bahwa kebutuhan produk cor (casting) untuk industri otomotif global sangat tinggi yaitu:
- Untuk membuat satu unit mobil, dibutuhkan sekitar 50 kg – 200 kg baja cor dan sekitar 60 kg – 100 kg aluminium.
- Sedangkan untuk satu unit sepeda motor, dibutuhkan baja cetakan sekitar 22 kg – 25 kg dan sekitar 3 kg alumunium.
Lalu, menurut Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, potensi industri kendaraan bermotor roda dua dan tiga di tanah air saat ini terdapat 26 perusahaan serta terdapat 22 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang ada di Indonesia. Sedangkan untuk global terdapat 14 perusahaan besar yang menguasai pasar otomotif dengan estimasi produksi sebesar 96.390.000 unit per tahun.
Sebagai tambahan, Ketua Umum Asosiasi Industri Pengecoran Logam Indonesia (Aplindo), Achmad Safiun juga mengatakan bahwa peluang pertumbuhan industri pengecoran logam masih akan sangat prospektif ke depan mengingat hampir seluruh industri membutuhkan produk pengecoran logam.
Dengan data diatas menunjukkan bahwa pengecoran logam memiliki peluang yang sangat menjanjikan, mengingat semakin hari semakin bertambah pula kebutuhan-kebutuhan industri akan produk pengecoran logam.
Saat ini total kemampuan produksi baja nasional hanya sebesar 8 juta ton, sedangkan kebutuhan sekitar 14 juta ton. Ada selisih 6 juta ton yang menjadi peluang ekspansi produksi dalam negeri ke depan. Sementara untuk aluminium kebutuhannya 900.000 ton dan di Indonesia hanya PT Inalum yang sudah memproduksi dengan kapasitas 250.000 ton.
Leave a Reply