Proses pengecoran logam terdiri dari 6 tahap, dimana setiap tahap tersebut memerlukan proses quality control (QC). Proses quality control bertujuan untuk menghasilkan barang dengan jaminan kualitas untuk customer.
Tahap-tahap dalam proses pengecoran logam yaitu:
- Drawing
- Pola
- Cetakan
- Peleburan
- Fettling
- Finishing
Proses Quality Control (QC) di setiap tahap proses pengecoran logam
1. Drawing
Drawing merupakan proses mendesain/menggambar produk yang akan diproduksi. Proses QC yang dilakukan pada tahap drawing yaitu melihat dimensi-dimensi atau hal-hal yang nanti akan dilakukan di tahap berikutnya. Sehingga tidak semua hasil gambar bisa dilanjutkan ke pola.
Dalam tahap drawing biasanya ada dua engineer, satu engineer bertugas membuat gambar dan lainnya bertugas mengecek hasil gambar. Kemudian gambar yang sudah dicek diserahkan kepada atasan untuk di setujui. Gambar (drawing) yang lolos QC akan diberi label atau cap “QC passed”.
2. Pola
Pada tahap pembuatan pola pengecoran logam terdapat dua proses penghitungan yaitu perancangan manual dan simulasi dengan program/software simulasi 3D.
Untuk tahapan pola ini biasanya engineer melakukan QC dimensi untuk memperhatikan penyusutan yang akan terjadi.
3. Cetakan
Cetakan pengecoran logam juga memerlukan proses quality control. Engineer melakukan pengecekan terhadap kebersihan cetakan, kemampuan asembling, dan hal-hal yang dapat mengakibatkan cacat terhadap hasil coran.
4. Peleburan
Pada tahap peleburan, perlu memperhatikan komposisi cairan sebelum dituang ke cetakan.
Jika cairan sudah mengeras, selanjutnya cetakan dapat dibongkar. Engineer akan melakukan pengecekan secara visual terhadap hasil coran tersebut. Hasil coran dipilah-pilah dan diambil yang tidak cacat saja.
5. Fettling
Proses fettling merupakan proses menghilangkan bagian-bagian yang bukan termasuk bagian dari benda bisa dengan pemotongan, penggerindaan, dan pembersihan pasir (shootblasting). Pada proses fettling juga dilakukan QC visual. Benda cor yang sudah dibersihkan tadi dicek kembali apakah ada cacat atau tidak.
6. Finishing
Sedangkan proses finishing merupakan proses permesinan seperti pemasangan bolt dan bubut.
Pada proses finishing terdapat QC lebih lanjut, misalnya saat proses finishing ini ditemukan keropos pada benda cor maka benda cor tersebut termasuk cacat dan tidak lolos QC.
Setelah proses finishing selesai, engineer kemudian melakukan QC dimensi, uji komposisi, uji beban, dan uji-uji lain yang sifatnya merusak (destructing test) maupun tidak merusak (non destructing test). Untuk uji benda cor ini biasanya dilakukan sesuai kebutuhan proyek.
Selanjutnya setelah benda cor lolos QC dimensi dan uji, benda cor tersebut diberi label “QC passed” dan dapat dipacking. Pada proses packing juga dilakukan QC seperti mengecek ketebalan cat. Packing benda cor perlu diperhatikan apakah sudah memenuhi syarat-syarat packing untuk pengiriman. Packing yang baik yaitu dapat mencegah benda menjadi cacat jika terjadi benturan atau gesekan saat proses pengiriman.
Kesimpulan
Proses quality control harus dilakukan pada seluruh tahap diatas untuk menghasilkan jaminan kualitas. Keuntungan dari proses-proses tersebut adalah:
- Merunut lebih cepat. Jika ada kesalahan di satu tahap, maka dapat segera ditemukan kesalahan tersebut sehingga tidak berlanjut ke proses-proses selanjutnya.
- Meminimalisir biaya. Jika kesalahan ditemukan, maka proses produksi dapat segera dihentikan dan tidak memakan biaya lebih banyak. Berbeda jika kesalahan ditemukan di akhir, akan dibutuhkan biaya-biaya untuk perbaikan bahkan proses harus diulangi.
- QC tersistem/terkendali. Karena setiap tahap pengecoran logam melalui proses QC, engineer memiliki data-data mengenai cacat yang terjadi pada setiap tahap. Dengan demikian proses quality control menjadi tersistem, terukur, dan terkendali.
Video: Diagram Alir Proses Quality Control (QC)
Leave a Reply