Sobat Logam Ceper, pastinya sobat semua sering menjumpai korosi pada benda-benda logam. Pada artikel ini akan kita bahas mengenai bentuk-bentuk korosi pada logam.
Perlu sobat ketahui bahwa akan lebih mudah untuk mengklasifikasikan korosi berdasarkan penampilan atau rupa logam yang terserang korosi. Hanya dengan visual observation, korosi ini sudah dapat diklasifikasikan dengan mudah tanpa memerlukan alat bantu penglihatan lainnya atau dapat dikatakan hanya dengan mata telanjang saja sudah cukup. Namun pada beberapa kasus juga, perlu adanya penggunaan alat bantu perbesaran seperti kaca pembesar atau lainnya.
Bentuk-Bentuk Korosi pada Logam
Srtidaknya terdapat 8 bentuk korosi yang memiliki sifat unik. Namun, pada artikel ini hanya akan dibahas 3 bentuk korosi yang sudah sering dijumpai, diantaranya:
1. Uniform Attack (Korosi Merata)
Bentuk korosi yang sering terjadi ini disebut dengan korosi merata. Korosi ini dapat dijumpai dengan adanya reaksi kimia atau elektrokimia pada permukaan yang bereaksi. Pertama-tama logam akan menipis hingga akhirnya terdapat kegagalan pada logam yang dimaksud. Contohnya ialah pada potongan baja dan seng yang dicelupkan pada asam sulfat encer. Biasanya akan terjadi larutan dengan bersamaan pada seluruh permukaannya.
Terdapat contoh lain juga nih sobat Logam Ceper, yaitu pada pelat baja atau profil. Pada awalnya permukaannya bersih dan logamnya homogen, setelah dibiarkan dengan udara selama beberapa bulan maka akan terlihat bentuk korosi merata pada seluruh permukaannya.
Dari penjelasan diatas sobat pasti sering menjumpainya. Korosi bentuk merata ini merupakan keadaan rusak yang sangat besar terhadap material. Pada kenyataannya korosi ini tidak begitu diperhatikan karena dibantu juga oleh umur peralatan yang dapat diperkirakan secara akurat dengan pengujian yang sederhana. Untuk pencegahan dari korosi merata ini dapat dilakukan dengan pelapisan menggunakan cat, inhibitor dan proteksi katodik.
2. Galvanic Corrosion (Korosi Galvanik)
Bentuk korosi selanjutnya adalah galvanik korosi. Perbedaan dari berbagai bentuk korosi ini akan terlihat ketika dua logam dicelupkan ke dalam larutan korosif. Logam tersebut akan saling berkontak setelah itu akan terjadi perbedaan potensial dari penghasilan elektron nya. Elektron mengalir dari logam yang kurang mulia (anodik) menuju ke metal yang lebih mulia (katodik).
Dari kejadian tersebut akan mengakibatkan logam anodik berubah menjadi ion positif disebabkan kehilangan elektronnya. Dilanjutkan dengan ion-ion positif metal yang bereaksi dengan ion negatif di dalam elektrolit yang menjadi garam metal. Karena peristiwa tersebut permukaan anoda kehilangan metal.
Perlu sobat logam ceper ketahui, bahwa korosi dapat menyerang ketika logam tersebut tidak memiliki ketahanan korosi yang kuat. Logam yang memiliki ketahanan korosi yang kuat akan lebih lama terserang oleh korosi yang menghampirinya. Alur dari korosi yang telah terserang akan berubah menjadi anoda sedangkan logam yang lebih tahan terhadap serangan korosi akan menjadi katoda. Ajaibnya logam katodik akan terserang lebih sedikit bahkan bisa saja tidak terjadi korosi ketika logam anodik dan katodik disambungkan. Dari sinilah kesimpulan pengertian korosi galvanik.
Contoh korosi galvanik ini sering dijumpai pada batu baterai, lebih tepatnya di ujung tanda plus dan minusnya. Gambar dibawah ini elektroda karbon sebagai logam mulia atau yang tahan terhadap korosi (katoda) dan seng sebagai anoda yang terserang karat.
Jika besi berkontak langsung dengan tembaga yang dimana tembaganya itu adalah tembaga mulia, maka besi akan menghasilkan sifat anodik dan mengorbankannya sehingga akan terjadi korosi besi dan tembaganya tetap utuh.
3. Pitting Corrosion (Korosi Sumur)
Korosi sumur atau pitting corrosion ini adalah bentuk serangan korosi yang sudah banyak ditemui (lokal) yaitu menyerang didaerah itu saja yang berakibat logam menjadi bolong atau berlubang. Diameter lubang ini dapat kecil dan besar, namun yang sering ditemui adalah lubang yang relatif kecil.
Terkadang lubang ini terisolasi bahkan terlihat seperti permukaan yang kasar. Korosi ini dapat digambarkan dengan rongga atau lubang berdiameter kurang lebih sama atau bahkan lebih dari kedalaman.
Korosi bentuk ini merupakan korosi yang paling merusak dan berbahaya. Mengapa demikian? Karena dapat menyebabkan produk menjadi gagal dengan penurunan massa yang hanya sedikit dapat berakibat adanya lubang dan kegagalan dapat terjadi dengan mudah. Bahkan kerap ditemukan sulit untuk mendeteksi pitting corrosion ini karena ukuran lubang dan arena lubang yang kecil tertutup oleh produk korosi.
Dari gambar diatas dapat di lihat bahwa lubang yang tampak menyolok merupakan serangan korosi yang kurang terhadap permukaannya. Serangan korosi ini dapat meningkat dalam beberapa hari. Namun sejatinya korosi pitting ini dapat tumbuh berbulan bulan bahkan tahun untuk melubangi bagian logamnya.
Terjadinya korosi bentuk ini antara lain karena komposisi logam tidak homogen dan dapat menimbulkan korosi yang dalam pada beberapa tempat. Dapat juga karena ada kontak antara logam yang berlainan dan logam kurang mulia, maka pada daerah batas, timbul korosi berbentuk sumur.
Kesimpulan
Okay sobat Logam Ceper, sekarang sudah tahu kan bentuk-bentuk dari korosi? Pastinya sobat sudah sering melihatnya dong. Terdapat banyak hal atau cara untuk penanggulangan atau penghambatan dari korosi ini, diantaranya mengggunakan cat pelapis korosi nih sobat. Korosi ini bisa muncul dimana saja terutama pada besi maupun baja.
Penulis:
Alfina Indah Rahmawati
Referensi:
Mengenal Logam sebagai Bahan Teknik-Dr. Ir. Sarippuddin M., S.T., M.T-202-deepublish
Leave a Reply