Logam Ceper

Foundry Education & News

  • Home
  • Blog
  • Vlog
  • Contact
  • How We Work
  • Partners
  • Portofolio

Mengapa Memilih Tanur Induksi pada Proses Pengecoran Logam?

By Logam Ceper June 18, 2021 Leave a Comment

Mengapa Memilih Tanur Induksi pada Proses Pengecoran Logam

Mengapa memilih tanur induksi daripada jenis tanur pelebur lainnya untuk proses pengecoran logam? Simak pembahasannya disini ya.

Kita ketahui bahwa tanur pelebur (melting furnace) atau biasa disebut sebagai tungku merupakan salah satu bagian penting dalam proses pengecoran logam. Jika kita analogikan proses pengecoran logam sebagai kegiatan memasak, maka tanur bisa kita sebut sebagai wajan ataupun panci sekaligus kompornya. Hayo.. apa mungkin kita memasak tanpa wajan atau panci? Tentu tidak, bukan? Nah, maka dari itu kita perlu memilah dan memilih wajan seperti apa yang akan kita gunakan. Tentunya disesuaikan dengan keperluan kita ya.

Pada artikel sebelumnya, kita ketahui bahwa ada berbagai macam jenis tanur. Apakah kamu masih ingat jumlah jenis tanur pelebur yang digunakan di Ceper ada berapa? Ya, benar. Ada 5 macam tanur pelebur yang biasa digunakan di industri pengecoran logam di Ceper. Kelima tanur tersebut yaitu tanur besalen, tanur tukik, tanur kupola, tanur induksi, dan tanur krusibel. Kali ini, Logam Ceper akan membahas seputar Tanur Induksi. Apa itu tanur induksi, bagaimana proses kerjanya, dan mengapa kita perlu memilih tanur induksi untuk proses pengecoran logam.

Segala sesuatu tentunya memiliki sejarah, tak terlepas dengan tanur induksi. Mengetahui sejarah dari sesuatu itu penting ya, teman-teman. Darisana kita bisa mengambil suatu pelajaran yang mana bisa membuat kita lebih baik lagi di masa mendatang. Jadi, mari kita cari tahu bagaimana sejarah dibalik tanur induksi.

Tanur induksi pertama digagas oleh Tz. Verant pada tahun 1877. Beliau membuat tanur ini berdasarkan prinsip kerja transformator yang didasari oleh hukum induksi Faraday dan teori medan elektro magnetic Maxwell. Pada saat itu, tanur induksi belum dapat digunakan secara langsung di industri  hingga pada tahun 1908, A. N. Lodygin berhasil mengembangkan tanur ini sehingga pada akhirnya dapat digunakan di industri pada awal abad ke-20.

Tanur induksi lahir berkat adanya kemajuan teknologi dalam pengecoran logam. Tanur ini digunakan pada proses peleburan besi, baja cor dan sedikit non-ferro. Tanur induksi menggunakan bahan bakar berupa daya listrik dalam pengoperasiannya yang tentunya lebih ramah lingkungan. Pada umumnya, tanur induksi yang biasa dipakai adalah berfrekuensi 50-60 Hz (tanur induksi frekuensi jala-jala) dengan kapasitas lebur di atas 1 ton/jam, namun ada juga yang berfrekuensi 150-10.000 Hz (tanur induksi berfrekuensi menengah) dengan kapasitas lebur rendah.

Secara umum, tanur induksi terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

  1. Tanur induksi jenis saluran. Jenis tanur ini digunakan sebagai holding furnace, dimana hanya berfungsi untuk menahan temperatur cairan agar tidak turun.
  2. Tanur induksi jenis krus. Jenis tanur ini digunakan sebagai tanur peleburan.

Lalu, apa keistimewaan dari tanur induksi?

  1. Tanur induksi dapat digunakan untuk melebur berbagai jenis material.
  2. Hasil dari peleburan tanur induksi pun bersih karena mekanisme peleburannya terjadi secara langsung berhubungan dengan logam cair.
  3. Komposisi cairan yang dihasilkan bersifat homogen. Hal ini dipengaruh oleh gaya pengaduk dalam tanur. Gaya ini mengaduk logam cair di permukaan tengah dari tanur sehingga temperatur dan komposisi dari logam cair tetap seragam dan paduan yang ditambahkan akan berdifusi secara cepat dan merata.

Meskipun tanur induksi menjanjikan banyak keuntungan, kita juga perlu memperhatikan beberapa hal yang akan menjadi hambatannya. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya: biaya operasi yang relatif besar, investasi biaya beban yang cukup tinggi, energi listrik yang digunakan sangat besar sehingga tingkat bahayanya pun tinggi, serta biaya perawatan yang bisa dikatakan besar.

Bagaimana? Sudah paham kan alasan-alasan mengapa pilih tanur induksi untuk proses pengecoran logam? Jika ada yang belum kamu pahami silahkan bertanya di kolom komentar atau bisa juga dengan menghubungi Team Logam Ceper langsung.

Hubungi Team Logam Ceper

Penulis: Sinta Rizky | Editor: Tri Rahayu

BACA JUGA:

  • 5 Hal Mendasar Untuk Ketahanan Manhole Cover (Infografis)
  • Produk Cast Iron Untuk Outdoor: Risiko & Tips Merawatnya
  • Hasil Finishing Manhole FRP Jauh Lebih Halus, Mengapa?
  • Begini Cara Mengurus Akta Jual Beli di Yogyakarta
  • Cast Iron Gutters: 5 Things You Need to Know About It
Share Tweet Share Share

Filed Under: Blog, Pengecoran Logam Tagged With: tanur induksi, tanur pelebur, tanur pengecoran logam

About Logam Ceper

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Langganan Artikel Gratis !

Kami jamin bukan spam.

Ikuti Kami di

  • Facebook
  • Instagram
  • Pinterest
  • RSS
  • Twitter
  • YouTube
subscribe

Business Locations

Abu Dhabi, UAE
Sleman, Yogyakarta
Klaten, Central Java
Berau, East Borneo
Penajam Paser Utara, East Borneo
Batam, Riau Island

Recent Posts

  • Peran Besar Produk Cor: Logam Leleh, Industri Jalan
  • Ingin Masuk Dunia Pengecoran Logam? Harus Kuasai Skill Ini
  • Perbedaan Pengecoran Pasir & Pengecoran Investasi
  • Case Hardening: Proses dan Penerapannya
  • Pengecoran Investment Stainless Steel: Keuntungan & Proses Kerjanya
  • 7 Jenis Korosi pada Logam yang Umum Terjadi
  • Simulasi pada Pengecoran Logam: Manfaat dan Tekniknya
  • Apakah Aluminium Bisa Berkarat?
  • Perbandingan Titanium dan Aluminium
  • 10 Jenis Cacat Pengecoran Logam: Penyebab & Pencegahannya
  • Privacy Policy
  • Sitemap

Copyright © 2025 ยท Logam Ceper