Halo Sobat Logam Ceper, di artikel ini kita akan mengetahui cara-cara atau langkah-langkah dalam melakukan pengolahan bijih besi. Yuk simak pembahasannya di bawah ini.
Sebelum lanjut ke langkah-langkahnya, sobat perlu mengetahui apa sih bijih besi itu?
Iron ores atau yang dikenal dengan bijih besi merupakan bijih yang memiliki kekayaan besi oksida yang sangat banyak. Di dalam bijih besi ini terdapat banyak campuran FeO (Wutite), Fe3O4 (Magnetite) dan Fe2O3 (hematite) serta beberapa senyawa pengotor lainnya, seperti Al2O3, MgO, SiO2 dan lain-lain sebagai komponen minor.
Sobat Logam Ceper juga perlu mengetahui penggunaan dari bijih besi tersebut. Bijih besi ini biasa digunakan sebagai bahan baku dalam membuat pig iron, yang merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan baja. 98% dari bijih besi ini ditambang dan digunakan untuk membuat baja.
Langkah-langkah pengolahan bijih besi
1. Penambangan Bijih Besi
Sobat Logam Ceper, bijih besi hasil tambang dilakukan benefikasi yakni pengayakan kandungan Fe dengan cara penghilangan pengotor. Biji besi dimasukkan dalam wadah bermagnet dan disiramkan air sehingga kotoran tanah dan yang tidak mengandung besi dapat terbuang. Bongkahan biji besi yang besar dihancurkan dan dilewatkan pada magnet separator sehingga terpisah antara bahan yang mengandung besi dan yang tidak mengandung besi.
2. Sintering
Sintering merupakan proses dalam penyiapan bahan tambang biji besi sebelum dimasukkan ke tanur tinggi. Sintering didefinisikan sebagai aglomerasi partikel-partikel kecil menjadi benda yang berpori karena adanya fusi yang disebabkan pemanasan sehingga benda itu mengalami perekatan. Bahan-bahan sintering terdiri dari:
- Biji besi kesil (50-60%) ukuran 0-10 mm,70% >22mm.
- Kokas (3-4%) ukuran 0-3 mm,<0,5mm minim
- Fluks/batu kapur (10-15%) ukuran <3mm.
- Material sirkulasi (4,5-5%) debu logam
- Return sintering (25-30%) ukuran <6,3mm
- Moisture/air (5-10%)
3. Pelletizing
Skema Tahap proses pelletizing adalah sebagai berikut:
a. Persiapan raw material
- Partikel besar digerinda hingga ukuran <0,2 mm. Agar kapilarisasi baik maka 70-80% <40µm.
b. Pembentukan green pellet/ball
- Material: fine ore, sedikit binder, batu kapur digerinda hingga 0-0,3mm.
- Dimasukkan ke drum/wadah lain untuk disemprot dengan air (dicoating dengan lapisan air).
- Lapisan dalam drum dilapisi untuk menambah adhesi dan kekasaran.
- Material dimasukkan dan disemprot air pada daerah berbeda agar pembentukan ball optimum.
- Pellet yang oversize di chrusher, dicampur dengan bahan baku awal dan dimasukkan lagi.
4. Briketing
Dalam proses briketing, material-material kecil ditekan dengan pengontrolan tertentu pada suatu cetakan untuk memperoleh bentuk yang diinginkan. Metode briketing memiliki beberapa keuntungan:
- Mudah menyimpan, mengangkat dan memindahkan.
- Mencegah proses aglomerasi yang tidak terkontrol.
- Membuat bentuk dan ukuran yang sesuai.
Briketing berdasarkan temperatur proses terbagi dalam dua kelompok yakni briketing dingin dan panas.
- Briketing dingin dilakukan pada temperatur kamar atau dinaikkan secara perlahan.
- Briketing panas dilakukan pada suhu yang dapat mencapai 1000 °C.
Untuk memproduksi briket yang stabil, kadang perlu ditambah binder untuk mencapai stabilitas yang diinginkan (Krutz, 1984). Jenis pengikatnya ada dua:
- Organik (bitumen, molasses, coal)
- Inorganik (calsium carbonat, hidroxcyde, ashes, slag, cement).
Oke Sobat logam ceper, diatas tadi merupakan beberapa langkah dalam pengolahan bijih besi, diantaranya ada penambangan, sintering, pelletizing dan terakhir ada briketing. Dari membaca artikel ini teman-teman semua akan mendapatkan pengetahuan yang tak kalah pentingnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Sobat logam Ceper semua.
Created by: Alfina Indah R
Referensi:
Komatina, M., Heinrich W., Gudenau. 2004. The sticking problem during direct reduction of fine iron ore in the fluidized bed.Jurnal of metallurgy309-3.
Leave a Reply