Stainless steel (baja tahan karat) adalah jenis baja yang tahan terhadap pengaruh oksidasi. Stainless steel merupakan logam paduan dari beberapa unsur logam yang dipadukan dengan komposisi tertentu. Dari perpaduan logam tersebut didapatkan logam baru dengan sifat atau karakteristik yang lebih unggul dari unsur logam sebelumnya. Berikut ini pembahasan selengkapnya mengenai karakteristik stainless steel.
6 Karakteristik Stainless Steel
1. Persen Krom Tinggi
Stainless steel memiliki kandungan Chromium minimal 10,5%. Kandungan unsur chromium ini merupakan pelindung utama dari gejala yang disebabkan pengaruh kondisi lingkungan.
2. Tahan Karat
Jika logam lain memerlukan proses galvanize untuk melindungi dari korosi, stainless steel memiliki sifat tahan korosi secara alami tanpa metode pabrikasi. Sifat tahan karat stainless steel diperoleh karena adanya kandungan unsur chromium yang tinggi. Stainless steel memiliki lapisan oksida yang stabil pada permukaannya sehingga tahan terhadap pengaruh oksigen. Lapisan oksida ini bersifat self-healing (penyembuhan diri) yang tetap utuh meskipun permukaan benda dipotong atau dirusak.
3. Low Maintenance & Durable (minim perawatan & tahan lama)
Peralatan yang terbuat dari stainless steel tidak membutuhkan perawatan yang kompleks. Karakteristik stainless steel yang tahan karat membuatnya lebih awet atau tahan lama dan tidak mudah rusak karena oksidasi.
4. Kekerasan & Kekuatan Tinggi
Bila dibandingkan dengan baja ringan, stainless steel cenderung memiliki kekuatan tarik tinggi. Stainless steel duplex memiliki kekuatan tarik lebih tinggi dari stainless steel austenitik.
Kekuatan tarik tertinggi terlihat di martensit (431) dan nilai pengerasan presipitasi (17-4 PH). Nilai tersebut dapat memiliki kekuatan dua kali lipat dari jenis 304 dan 316, stainless steel yang paling umum digunakan.
5. Cryogenic Resistance (Resistensi terhadap Suhu Rendah)
Resistensi cryogenic diukur dengan keuletan atau ketangguhan pada sub nol suhu. Pada suhu rendah kekuatan tarik stainless steel austenitik lebih tinggi daripada suhu kamar secara substansial.
Martensitic, ferritic dan baja dengan pengerasan presipitasi sebaiknya tidak digunakan pada suhu dibawah nol karena ketangguhannya akan turun secara signifikan pada suhu rendah. Pada beberapa kasus penurunan tersebut terjadi pada suhu mendekati suhu ruangan.
6. Tampilan Menarik
Stainless steel berwarna perak mengkilap sehingga barang-barang yang terbuat dari stainless steel tampak lebih menarik. Karakteristik stainless steel yang memiliki tampilan menarik membuatnya sering digunakan untuk peralatan pada berbagai bidang kehidupan manusia.
Grade & Penggunaan Stainless Steel
Stainless steel di bagi dalam beberapa kelompok atau kelas utama sesuai jenis dan persentase material bahan pembuatnya. Klasifikasi stainless steel antara lain adalah sebagai berikut :
1. Martensitic stainless steel
Paduan besi-krom. Memiliki kandungan karbon yang tinggi dan kromiun lebih rendah, yaitu terdiri dari 1% chromium dan 35% karbon. Termasuk dalam kelas 410 dan 416. Karakteristik stainless steel martensitic yaitu bersifat magnetic, ketahanan korosi sedang, dan kemampuan las yang buruk.
Martensitic stainless steel biasanya digunakan untuk :
- Pisau bedah
- Alat makan
- Peralatan bedah/ operasi
- Zipper
- Anak panah
- Pegas
2. Ferritic stainless steel
Paduan besi-krom dengan komposisi karbon rendah. Kandungan kromium berkisar 10,5-18%. Ferritic stainless steel memiliki ketahanan korosi sedang dan minim sifat pabrikasi. Sifat pabrikasi dapat ditingkatkan dengan modifikasi paduan seperti 434 dan 444. Karakteristik stainless steel jenis ini tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas. Penggunaannya selalu dalam kondisi anneal. Bersifat magnetic dan mampu menerima pengelasan di bagian tipis.
Ferritic stainless steel biasanya digunakan dalam:
- Knalpot kendaraan
- Peralatan masak
- Lis arsitektur
- Perlengkapan rumah tangga
3. Austenitic stainless steel
Paduan besi-krom-nikel dan besi-krom-nikel-mangan, terdiri dari 18% krom dan 8% nikel. Dengan menambahkan unsur-unsur lain seperti Molybdenum, Titanium, Tembaga, sifat-sifat stainless steel dapat dimodifikasi. Dengan modifikasi ini dapat meningkatkan ketahanan korosi.
Sebagian besar baja akan rapuh pada suhu rendah, tapi adanya kandungan Nikel pada austenitic stainless steel membuatnya cocok untuk aplikasi suhu rendah atau kriogenik. Karakteristik stainless steel jenis ini umumnya non-magnetic dan tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan panas. Jenis ini merupakan yang paling mudah dibentuk dari keseluruhan stainless steel.
Austenitic stainless steel biasanya digunakan untuk :
- Wastafel dapur
- Arsitektur, seperti atap, talang, pintu, jendela
- Alat pemrosesan makanan
- Oven
- Tangki kimia
4. Duplex Stainless Steel
Duplex stainless steel memiliki kandungan krom tinggi dan nikel rendah. Hal ini membuat mikrostruktur duplex stainless steel termasuk austenitic dan ferritic. Duplex stainless steel memiliki sifat-sifat austenitic dan ferritic. Karakteristik stainless steel duplex ini tahan terhadap tekanan korosi, tapi tidak selevel grade ferritic. Sedangkan dari segi ketangguhannya, grade duplex lebih unggul dari grade ferritic dan lebih rendah dari grade austenitic. Grade duplex mudah dilas dan memiliki kekuatan tarik yang tinggi.
Penggunaan duplex stainless steel dapat ditemukan pada :
- Heat exchanger
- Aplikasi kelautan
- Industri pengawetan makanan
- Instalasi off-shore minyak dan gas
- Industri kimia dan petrokimia
5. Precipitation-hardening stainless steel
Titanium, Boron atau Berilium ditambahkan pada paduan besi-krom-nikel sebagai pengeras. Karakteristik stainless steel kelas ini yaitu kekuatan tariknya akan meningkat sangat tinggi dengan perlakuan panas. 630 merupakan kelas precipitation-hardening stainless steel yang paling umum dan juga dikenal sebagai 17-4 PH karena memiliki komposisi 17% krom, 4% nikel, 4% tembaga, dan 0,3% niobium.
Precipitation-hardening stainless steel biasa digunakan untuk :
- Peralatan industri pulp dan kertas
- Aplikasi ruang angkasa
- Baling-baling turbin
- Komponen mekanik
Kerusakan Stainless Steel
1. Kerusakan alami
- Korosi : sensitif terhadap asam klorida
- Intergranular korosi : dibawah panas yang hebat (900° F – 1500° F) saat pengelasan misalnya, kadar krom akan hilang, daerah yang rusak dikenali dengan adanya noda biru dan oranye di sekitar area yang terpapar.
- Pitting : terjadi ketika logam dicegah memproduksi lapisan kromium oksida sebagai pelindung, didapatkan dari kotoran yang terbentuk pada permukaan yang menahan oksigen mencapai permukaan dan mengembangkan lapisan pelindung.
- Galvanic korosi : stainless steel dapat menjadi korosif apabila terjadi kontak dengan timbal, nikel, tembaga, paduan tembaga dan grafit.
2. Kerusakan karena manusia
- Penyok dan goresan : terjadi pada bagian benda dengan visibilitas tinggi.
- Bengkok/ melengkung : disebabkan oleh ekpansi termal dan paparan panas yang tinggi.
Itulah pembahasan tentang stainless steel mulai dari karasteristik stainless steel, klasifikasi grade dan penggunaan stainless steel, hingga penyebab kerusakan pada stainless steel. Untuk pertanyaan dan info lebih lanjut, bisa sobat sampaikan di kolom komentar atau hubungi langsung Team Logam Ceper.
M Firmansyah says
saya membuat pot pengering material kapasitas 2-3 ton menggunakan ss316,ketebalan 16mm ,temp 800-1100 drajat celcius.ketahanan plat oke tapi tekstur plat berubah (bengkok).mohon arahan jenis plat stanlees dan ketebalan yg cocok untuk digunakan serta tidak berubah bentuk.sekaligus untuk kapasitas beban 20 ton.trmksh
imin says
Plate stainless steel yang cocok dan paling tahan lama untuk screen crusher limbah sampah rumahan Spectnya yang mana ya ?
Adhitya Sasongko says
Luar biasa situs ini wajib dijadikan sumber info yg baik dan wajib di bookmark.
Mohon pencerahannya yah..
Dalam industri arsitektur, SS yg paling sering digunakan adalah SUS 304, dan dalam berkas tender sering di bagian kolom merek/produsen hanya diisi Ex.Japan.
pertanyaannya:
1.Apakah Ex Japan adalah yg terbaik?
2.Apakah Ex.japan umum dan mudah dicari di Indonesia?
3.Apakah rekomendasi yang dapat dijadikan referensi merek/produsen seandainya bukan Ex.Japan?
terima kasih ya..
Logam Ceper says
Dear Bapak Adhitya
Kami sampaikan terima kasih sudah mengunjungi website kami.
SUS 304 adalah standar dengan sistem JIS (Japan Industrial Standar) jadi pasti Ex Japan JIS G4313 Grade SUS 304
– SUS 304 sangat umum di Indonesia, karena kebanyakan perusahaan di Indonesia menggunakan JIS.
Terimakasih.
Ardi says
Maw tanya nichh,klw bkin jarum ukuran 1mm x 4mm x 165mm,yg ngga gmpang lentur pakai yg type brp y?? Mohon infonya, terimakasih
Logam Ceper says
Kami sampaikan terima kasih sudah mengunjungi website kami.
Bisa menggunakan Stainless Steel 316 karena lebih kaku tidak elastis.
Stainless Steel 316 juga diaplikasikan pada pemrosesan bahan kimia, alat-alat penyulingan, alat penyimpanan, dan alat kesehatan.
Semoga bermanfaat dan membantu.
Asep Endih N says
Mohon arahannya Apakah pengelasan ss304 dengan as 316l akan maximal, apabila dipergunakan dalam instalasi pipa oil ketahanannya berapa lama?
Logam Ceper says
Kami sampaikan terima kasih sudah mengunjungi website kami.
Kalau digabungkan nanti yg lebih cepat rusak yg pipa 304. Untuk umur tergantung pada ketebalan pipa, suhu cairan oli, tekanan atau kecepatan oli, dan kualitas pengelasan. Tetapi lebih baik kalau menggunakan 1 macam material saja.
Semoga bermanfaat dan membantu.
Michafur Group says
Makasih infonya sangat bermanfaat, Tapi selain ferritic yang bisa di buat furniture jenis apa lagi ya?
wahyu says
selamat siang pak, terimakasih informasinya sangat membantu,,
saya memiliki HE, dan mendapat suplai panas dari tungku dengan suhu 800 derajat, awalnya pipa HE kami menggunakan pipa stainless steel yhang memiliki titik lebur yang tinggi, dan sekarang kami mau mencoba dengan menggunakan pipa ASTM A53/ASTM A106. tapi kami belum menemukan suhu lebur ASTM A53, apakah keinginan saya dapat dibantu ?
Mahruzar says
Kalau untuk pagar rumah bagus nya pakai as berapa pak
toharhar says
pipa stainless saya gunakan di bamper belakang untuk keamanan mobil. tapi krn terbentur jadi penyok. bagaimana cara memperbaiki penyok pada pipa stainless tersebut ?
Ilham Dwi W says
selamat siang
saya mau bertanya untuk pengelasan GMAW yang cocok dari produk stainless stell dengan tipe apa?
Suhu yang tepat untuk melakukan pengegelasan di suhu berapa?
Logam Ceper says
Selamat pagi,
Kami sampaikan terima kasih sudah mengunjungi website kami.
Stainless austenitic 316, suhu 500-900°C.Biasanya suhu sulit dikontrol dan yang dikontrol arus mesin las, jarak pengelasan sama kecepatannya.
Terima kasih.
Semoga membantu 🙂
Muhammad Faisal Indarto says
Pak minta info untuk Temperatur fatigue pada Stainless steel 304. Pada temperatur berapa SS304 mengalami fatigue?
Logam Ceper says
Selamat pagi,
Kami sampaikan terima kasih sudah mengunjungi website kami.
Pada suhu 600°C sudah pasti terkena fatigue/creep (lelah, mudah gagal/patah pada suhu tinggi).
Bahkan sejak terkena suhu 300°C sudah terpengaruh low fatigue dan kekuatan mulai turun diatas suhu 425°C.
Terima kasih.
Semoga membantu.
Ganda says
Kpd YTH Bpk/Ibu,
Boleh minta saran dan penjelasan, bhw sy ingin membuar roll pres untuk penggilingan tebu, dengan menggunakan bahan SS pipa diameter 6 atau 8 inch dg ketebalan 6-8 mm, kira untuk itu sebaiknya menggunakan spek SS kode berapa, saya sudah mencoba dengan SS 6mm dibubut alur belah ketupat , setelah pemakain 2 bln alurnya aus dan roll agak penyok. Kapasitas giling tebu sebanyak 2 ton/jam.
Mohon rekomendasi tipe SS yg hrs dipilih. Terimakasih, Ganda
Johanes Karyono says
Pak mohon info, kalau saya akan pakai stainless steel untuk corong produk batubara, yang tahan asam dan goresan (keras), type mana yang cocok ?
selain itu kekerasan stainless steel itu kekerasannya berapa HB ?
Sebelumnya terima kasih
Logam Ceper says
Dear Bapak Johanes
Sebelumnya kami jelaskan tentang, Duplex Stainless Steel (DSS) adalah material dengan kombinasi dua fasa yaitu austenit dan ferit. Hadirnya fasa austenit dalam duplex membuat material ini tangguh dan ulet sedangkan fasa ferit memberikan sifat ketahanan korosi namun ketangguhannya rendah. Sehingga DSS akan memiliki sifat kekuatan dan ketangguhan yang tinggi serta ketahanan korosi yang sangat baik. Selain dua sifat di atas duplex juga mudah untuk difabrikasi dan mudah di las. Kemampuan untuk di las dan karakteristik pengelasan DSS lebih baik dari feritic SS, tetapi secara umum tidak lebih baik dari material austenitic.
hromium: Kromium adalah unsur pembentuk ferrite, yang berarti penambahan kromium menstabilkan struktur bcc besi. Jumlah minimum krom sekitar 10.5% penting untuk membentuk lapisan pasif krom stabil yang berguna untuk melindungi baja dari mild atmospheric corrosion. Efek kromium ini penting karena pengaruhnya pada pembentukan dan penghilangan scale oksida yang dihasilkan dari perlakuan panas atau pengelasan.
Molibdenum: Molibdenum berfungsi untuk mendukung kromium dalam ketahanan korosi klorida tehadap SS. Ketika kandungan krom dalam SS sedikitnya 18%, penambahan molibdenum menjadi tiga kali lebih efektif seperti penambahan krom dalam melawan pitting dan crevice corrosion di lingkungan klorida Molibdenum adalah unsur pembentuk ferrite dan juga meningkatkan kecenderungan SS membentuk fasa intermetalik yang merusak. Oleh karena itu kandungan Molibdenum dibatasi kurang dari 4% dalam DSS.
Nitrogen: Nitrogen meningkatkan ketahanan pitting dan crevice corrosion pada austenitic dan DSS. Nitrogen adalah unsur penting pembentuk austenite dan bisa menggantikan nikel dalam austenitic ss. Unsur pembentuk ferit, kromium dan molibdenum, diseimbangkan dengan unsur pembentuk austenite nickel and nitrogen, untuk mendapatkan struktur duplex.
Nickel: Nickel adalah unsur penstabil austenit, yang berarti penambahan nikel pada besi paduan mempromosikan perubahan struktur. kristal dari bcc (ferritic) ke fcc (austenitic). Ferritic SS mengandung sedikit nikel sedangkan DSS mengandung nikel sekitar 4-7%.
Kalau untuk material pipa batubara bisa menggunakan material FeCr 27 dengan harga yang lebih murah tetapi material tahan gesek dan panas, kekerasan setelah treatment bisa mencapai sekitar 60HRC.
Terima kasih. Semoga bermanfaat.
Hernandez says
Mat pagi, saya dari papua bos, bos saya mau tanya kira2 bgmn saya bisa dpt plat strip type 440, mohon petunjuk bos
Dhavi says
Oalah kalau untuk industri migas dan berbahan kimia lain nya pak biasa nya tipikal seri yang di gunakan dari sekian banyak itu yg mana yah pak contoh seperti perpipaan dan tangki ” migas pak
Maaf saya pelajar pak moga jawaban bapak bisa membantu saya
Logam Ceper says
Type 316 – Pada type ini ada penambahan unsur Molibdenum 2-3% sehingga memberikan perlindungan terhadap korosi, baik di gunakan pada peralatan yang berhubungan dengan air laut. Penambahan Nikel sebesar 12% tetap mempertahankan struktur austenitic.
Type 317 – Mirip dengan type 316, namun ada penambahan lebih pada unsur/elemen Molybdenum sebesar 3-4%, memberikan peningkatan ketika berhubungan langsung dengan air laut pada suhu/temperatur dingin.
Selain itu bisa pakai duplex yang merupakan kelompok terbaru yang memiliki keseimbangan Chromium, Nikel, Molibdenum dan Nitrogen pada campuran yang sama antara kelompok austenite dan kelompok ferit. Hasilnya adalah sebuah kekuatan yang tinggi, sangat tahan terhadap korosi. Di rekomendasikan pada suhu -50°C sampai dengan +300°C.
Digunakan untuk heat exchanger, installasi perminyakan, industri kimia.
Semoga Bisa Membantu.
Terima kasih.
Dhavi says
Assalamu’alaikum pak
Maaf pak saya ke tanya untuk steinlees steel 316L itu zat penyusun nya apa saja dan beda nya sama 304 itu segi ketahanan korosi bagus mana yah pak
Maaf saya masih awam pak moga penjelasan nya bisa bermanfaat
Logam Ceper says
Wa’alaikumussalam Bapak Dhavi
Sebelumnya kami akan sampaikan penjelasan mengenai Stainless steel
Menurut sifat kimia dari stainless steel, ada 3 golongan. Yaitu :
1. Austenitik
Adalah baja stainless yang biasa disebut seri 300, dan paling sering digunakan. Ini adalah baja yang mengandung campuran 18% krom dan 8% nikel, terkadang juga mangan dan nitrogen. Stainless jenis ini sangat tahan terhadap korosi, dan mudah di bentuk menjadi lembaran tipis. Austenetic stainless sangat tahan asam, dan mampu bertahan di suhu rendah dan tinggi. Biasanya, digunakan sebagai peralatan makanan, wastafel dapur, dan peralatan kimia.
Beberapa tipe Stainless Steel Austenitik yang sering kita jumpai di pasar:
Tipe 301, 301L, 301LN digunakan untuk penutup roda kendaraan, penekan atau perenggang rem, dan elemen kompor.
Tipe 302 HQ digunakan untuk sekrup, baut, dan paku keling.
Tipe 303, 303Se dimanfaatkan untuk mur, bauit, bushing, dan peralatan komponen listrik.
Tipe 304, 304L, 304H biasanya dipakai untuk peralatan pengolah makanan dan tempat penyimpanan.
Tipe 310, 310S, 310H biasanya dimanfaatkan sebagai peralatan memasak karena tahan panas, seperti tungku dll.
Tipe 316, 316L, 316H digunakan untuk peralatan pengolahan makanan, peralatan lab, penghantar panas dll.
Tipe 312 digunakan untuk las spiral untuk pipa pembakaran dan bahan bakar.
Tipe 235MA dipakai untuk sabuk konveyor dan elemen pemanas listrik.
904L dimanfaatkan untuk pengolahan sulfat, fosfat, dan asam asetat.
2. Martensitik
Jenis baja Martensitik memiliki kandungan karbon lebih tinggi dari baja stainless lain (antara 0.1 dan 1.2%), kromium 18% dan bahan tambahan lain seperti: nolek dan molibdenum. Tetap tahan korosi, tetapi dapat diolah (tempered) menjadi lebih kuat daripada Baja Stainless Austenitik. Baja ini biasa digunakan untuk : pisau, pin, dan peralatan bedah.
Beberapa tipe Stainelss Steel Martensitik yang sering kita jumpai di pasar:
Tipe 410 umumnya digunakan untuk sekrup, baut, bushing, dan katup pompa.
Tipe 416 digunakan untuk pompa katup, baut, dan gear.
Tipe 420 digunakan untuk, pisau bedah dan alat kelengkapan lainnya.
Tipe 431 digunakan untuk poros baling – baling turbin generator dan perangkat keras angkatan laut.
Tipe 440 dimanfaatkan untuk bola bearing, pisau kualitas tinggi, peralatan bedah, dan alat pahat.
3. Feritik
Baja feritik memiliki tingkat karbon 10,5%, dan 27% kromium. Dapat ditarik magnet, tidak seperti baja stainless lain. Resistansi korosinya sangat tinggi, biasa digunakan untuk sistem pembuangan. Tetapi setelah terkena panas tinggi (misal karena pengelasan), bisa terjadi sensitisasi di titik itu (hilangnya kromium pada lokasi tersebut), sehingga lapisan pelindung tidak terbentuk kembali, dan memungkinkan karat muncul.
Stainless steel ini lebih kuat secara fisik untuk digunakan sebagai material konstruksi, dan harganya pun lebih murah daripada Baja Stainless Austenitik.
Beberapa tipe Stainless Steel Feritik yang bisa kita jumpai di pasaran:
Tipe CR12 digunakan untuk transportasi peralatan dan pengolahan pertambangan dan mineral.
Tipe 409 diugnakan untuk sistem pembuangan otomotif.
Tipe 430 biasa digunakan untuk lapisan mesin pencucui piring, panel cabinet kulkas, cincin kompor.
Terima kasih.
Yuli says
Akan terjadi bengkok/melengkung di temp berapa ya?jika dengan ukuran dia 35.5 x panjang 560?
Logam Ceper says
Stainlees steel biasanya pada suhu 800°C sudah perubahan mikrostruktur, sehingga biasanya suhu yang dipakai untuk heat treatment di suhu 800°C.
Jika berdasarkan kandungan karbon, suhu setelah 725°C material sudah mengalami perubahan mikrstruktur sehingga untuk menentukan suhu aman heat treatment pada suhu 800°C.
Terima kasih.
Semoga membantu dan bermanfaat.
Yusuf says
Selain Hydrochloric acid, SS tidak tahan dengan chemical apalagi ya pak?
Terima kasih
NDR says
gas HF
Yusuf says
Selamat pagi
Terima kasih banyak atas informasinya yang berguna.
Mohon maaf mau tanya untuk SS selain tidak tahan terhadap Hydrochloric acid, chemical apalagi ya pak?
Dan maksimum temperatur untuk PIPA SUS berapa derajat ya?
Terima kasih banyak
Logam Ceper says
Terima kasih telah mengunjungi website kami.
Stainless steel selain tidak tahan terhadap HCL, juga perlu dihindari dari sulfur dan senyawa asam lainnya.
Dan aplikasi pipa corrossion resistant high alloy rata-rata temperatur kerja sampai dengan 650 derajat C.
Semoga bermanfaat.
Bernard Ade Risaldi says
stainless steel 316 L titik leleh nya berapa ya pak?
Logam Ceper says
Dear Bapak Ade
Terima kasih telah mengunjungi website kami. Titik leleh Stainless Steel 316L : 2500-2550°F (1371-1399°C).
Semoga membantu & bermanfaat.
AJI DWI PRANOTO says
Permisi pak saya mau tanya, apakah stainlis steel bisa mengalami kefatiguekan?
Logam Ceper says
Dear Bapak Aji Dwi Pranoto
Terima kasih telah mengunjungi website kami. Stainless steel bisa mengalami kefatiguekan, karena Fatigue adalah konsekuensi dari beban dinamis yang merupakan masalah dari deformasi plastis lokal. Ketika titik crack mulai terjadi dan berkembang, pada tingkat ini stress material lebih rendah daripada yang diperlukan sehingga menyebabkan shear band dibawah beban statis. Faktor yang mempengaruhi : Tegangan sisa, korosi, temperatur, dan kombinasi tegangan yang diderita material. Setiap baja berpotensi fatigue karena pada dasarnya memiliki tegangan sisa, nah proses heat treatment dengan tepat bisa menurunkan resiko tersebut.
Semoga membantu & bermanfaat.
Terima Kasih.
Putra says
Selamat pagi
Saya mahasiswa politeknik negeri, jurusan t. pengelasan,
Saya akan melaksanakan Tugas Akhir, dan rencana ingin mengangkat penyambungan stainless steel,
Apakah ada saran untuk variablenya?
Dan apakah masalah yang sering terjadi pada penyambungan stainless?
Sekiranya dapat membantu saya
Terimakasih banyak.
Logam Ceper says
Dear Sdr.Yusfi Ristia
kalau untuk GTAW coba variasi ampere nya, perhatikan juga tipe sambungan dan kecepatan pengelasannya.
Semoga membantu,
Terima kasih
Teknik Industri says
IZIN bertanya, Kalau untuk membuat kaki meja dan kursi lebih cocok menggunakan jenis yang mana ya pak?
Logam Ceper says
Bisa menggunakan material Cast Iron/Besi Cor Kelabu, material ini bersifat kuat sehingga kaki meja ini mampu menahan beban benda-benda yang diletakkan diatas meja.
Untuk produk Kaki Meja juga bisa dibeli di Filmaria
Terima kasih,
Semoga bermanfaat.
Juanda says
selamat malam pak, saya mahasiswa Universitas Islam 45 Bekasi ingin melakukan penelitian tentang logam SS316L. SS316L termasuk dalam austenitic stainless steel yang bersifat non magnetic, tapi dalam praktiknya SS316L setelah pengelasan (jenis las yg saya gunakan GTAW) timbul sifat magnetic di welding line-nya.
Seberapa besar faktor yg mempengaruhi timbulnya magnetic setelah proses pengelasan ?
Apakah magnetic yg timbul tersebut dapat di minimalisir dengan memasukan fariabel tertentu dalam proses pengelasan ?
Sekiranya dapat membantu dan mengirim jawaban ke email juga emenje91@gmail.com
terima kasih banyak
Logam Ceper says
Dear Sdr.Juanda
Sebaiknya dispectro terlebih dahulu. Berapa kandungan Ni-nya, karena Ni melebarkan daerah austenit
Ni dengan kandungan diatas 15% bisa menjadi baja magnet permanen.
Untuk faktor yg mempengaruhi timbulnya magnetic setelah proses pengelasan, kami belum begitu memahami.
Terima kasih
Semoga Membantu.
Pipit says
Innfonya keren dan sangat membantu,
Logam Ceper says
Ibu pipit,terima kasih telah mengunjungi website kami.
Semoga bisa selalu bermanfaat dan membantu 🙂
teguh says
untuk membersihkan noda pada stainless steel tanpa menggunakan deterjen/sabun asam apakah ada cara lain dengan menggunakan deterjen/sabun dengan pH netral / basa?
Terima kasih
Logam Ceper says
Pak Teguh, Sebelumnya terima kasih telah mengunjungi website kami.
yang dimaksud Bapak noda apa ya?
Terima kasih.
Meigo says
Mohon Petunjuk Utk Tangga Putar yg penempatannya di luar ruangan (sering kena hujan dan panas), jenis stainless steel type apa yg cocok
Logam Ceper says
Bisa menggunakan Stainless steel Austenitik, karena memiliki unsur paduan utama berupa Fe, Cr, Ni (Cr>16%, Ni>3,5%, ada Mn), struktur mikro terdiri fasa austenite. Baja ini non heat treatable (tidak mampu diperlakukan panas), dapat diperkeras dan diperkuat dengan col working, tidak bersifat magnetic, ketahanan korosinya paling baik dan paling banyak diproduksi.
Contoh jenis yang termasuk baja austenitik adalah AISI 304 dan AISI 316L.
Terima kasih,
Semoga bermanfaat.
Agustino says
Stainless steel 304 bisa tahan pada suhu 1500 derajat Celcius nggak Pak?
Logam Ceper says
Untuk Stainless Steel 304 mempunyai Titik lebur (° C): 1398 ~ 1454, Jadi tidak tahan pada suhu 1500 ° C.
Stainless Steel 304 merupakan material dengan mutu sangat baik sebagai peralatan rumah tangga ataupun peralatan industri makanan.
Hal inilah yang membuat Stainless Steel 304 menjadi material stainless yang paling serbaguna dan paling banyak digunakan. Stainless steel 304 memiliki karakteristik bentuk yang mudah saat dilas.
Terima kasih,
Semoga Bermanfaat.
Bu Maming says
adf ssre eyey ety sy
hutama says
bagus pa
Bu Maming says
Bagus artikelnya
Logam Ceper says
Terima kasih Ibu maming telah mengunjungi website kami.
Semoga bermanfaat,
Terima kasih,
Logam Ceper
Muhammad Yogie Alkahfi says
selamat malam kak , saya dari universitas Sriwijaya ada penelitian tentang alat penghancur jarum suntik . namun bingung memnentukan jenis plat yang harus digunakan agar tidak meleleh karena suhu yang tinggi. kira-kira jenis plat apa yang diperlukan kak ?
Mohon infonya kak, Terima Kasih
Logam Ceper says
Terima kasih sdr.Muhammad Yogie Alkahfi telah mengunjungi website kami.
yang dimaksudkan plat buat penghancur (chusher) ya? bisa menggunakan heat resistant steel yaitu chrome-molyb bahan-bahannya salah satunya ada SUS 304.
tetapi harganya sedikit tinggi 🙂
Semoga membantu.
Salam
Nurul Afiana
johan says
apakah stainless bisa di gold plating(di ubah warna menjadi emas)
Logam Ceper says
Ya bisa Pak Johan.
Terima kasih telah berkunjung.
Logam Ceper.
Arie Wibowo says
Selamat siang, setelah membaca articel dan ikut dalam ulasan sepertinya menarik membahas mengenai Stainless Steel material.
Saya punya kasus dimana equipment menggunakan Stainless Steel tercelup dengan Zinc Liquid, alat ini berfungsi sebagai skimmer yang menyapu Zinc Dross. Pada bagian perbatasan antara bagian yang tercelup dan tidak tercelup selalu patah, dan umurnya hanya sekitar 10-14 hari.
Material yang dipakai SUS 304, umur 10 hari.
Untuk SUS 316, umur 14 hari.
Yang saya mau tanyakan, bagaimana ketahanan Stainless Steel terhadap panas/ suhu 500 derajat Celcius?
Apakah ada reaksi kimia terhadap zinc dan stainless steel?
Sampai sekarang team Engineering kita belum menemui jalan terang.
Terima kasih
Logam Ceper says
Pak Arie.
Silahkan email terkait hal ini ke marketing@logamceper.com
Terima kasih.
eko susanto banjarbaru Kalsel says
pak. HARIYANTO, untuk membuat pisau sejenis mark Cardin sebaiknya menggunakan Logan plat jenis apa ya?
Hariyanto says
Material sus 304 apakah memenuhi syarat apabila dipakai untuk bearing housing dan pengaruhnya terhadap suhu tinggi apa tahan
Logam Ceper says
Pak Hariyanto,
Material SUS 304 memenuhi syarat bila dipakai untuk bearing housing dan tahan terhadap suhu tinggi. Material SUS memang diperuntukkan untuk barang-barang yang tahan panas, karena termasuk grup high allow steel dan low carbon. Karena low carbon maka kerapatan antar unsur semakin baik sehingga tahan panas atau tidak mudah memuai (deformasi dimensi).
LogamCeper.com Team
ansyorie says
mau tanya kalo SUS 409L termasuk golongan stainless steel jenis apa ya ? untuk pengelasan jenis SUS409L umumnya digunakan ? trimakasih
Logam Ceper says
Pak Ansyorie,
Grade 409 termasuk golongan Ferritic Stainless Steel. Umumnya digunakan untuk pipa knalpot otomotif, sistem konverter katalik, sistem pemanas rumah, filter bahan bakar, dan termostat otomotif.
Untuk pengelasannya menggunakan kawat 409 L.
LogamCeper.com Team
Rianto tito says
mohon di berikan arahan kalo SUS 316 saya sambung dengan SUS 430 apakah hasilnya akan maximal dan jenis electroda nya apa ya tq
Logam Ceper says
Pak Rianto,
Hasil dari penyambungan material SUS 316 dengan SUS 430 tidak bisa maksimal karena yield streng, elingasi dan tensile streng nya lebih lunak/ulet SUS 316 dan struktur mikro nya SUS 316 masuk dalam austenitic dan SUS 430 masuknya feritic. Untuk weelding/pengelasannya bisa menggunakan er/e 316L.
Demikian, semoga membantu.
LogamCeper.com Team
Suharsono says
Apa yg akan terjadi apa bila permukaan pipa stenles steel terpapar semburan spater pengelasan Carbon steel atau spater Gerinding Carbon Steel apa bila tidak di bershkan atau di Pickling,mohon jawaban nya,
Thank you
Logam Ceper says
Pak Suharsono,
Pada saat pengelasan terjadi, bagian spatter tersebut akan terjadi reaksi oksidasi. Dimana pada suhu tinggi akan memicu oksidasi yang cepat. Jadi jika spatter tersebut tidak dihilangkan, pada bagian itulah akan terjadi oksidasi (karat) paling awal. Karat awal tersebut akan memicu terjadinya karat-karat berikutnya.
Demikian, semoga penjelasan kami bisa membantu.
Logamceper.com Team
jarot widhi atmoko says
mohon bantuanya jika mau menjual rosok stenlis steel, kmn ya? kapasitas 1,5 ton perminggu
dhanu says
08128513797..tangerang..kalo masih ada stenlissna.mm
bambang says
kami terima/beli rosok stainless steel 430 atau 201 (timbang bayar)
hub. kami: 081333363168 atau 0818303168 (margomulyo,sby)
ngiwan says
Trimakasih,infonya sangat membantu
Logam Ceper says
Terimakasih sudah berkunjung.
Team LogamCeper.com