Artikel ini akan membahas jenis-jenis korosi yang biasa terjadi pada logam.
Logam yang sobat gunakan dalam kehidupan sehari-hari bersifat mudah bentuk, kuat, dan ulet. Saat kita menggunakan sehari-hari, benda tersebut bersentuhan dengan lingkungan sekitar. Seiring waktu, logam akan kehilangan kilau dan ditutupi dengan lapisan yang berwarna. Sedangkan beberapa logam juga akan kehilangan kekuatannya dan menjadi rapuh karena terjadi reaksi kimia antara logam dan lingkungannya.
Rusaknya logam akibat interaksi lingkungan disebut juga dengan korosi. Biasanya dapat terlihat pada permukaan luar logam. Selama korosi, lapisan atas logam menjadi terbuka dan begitu pula permukaan bagian dalamnya. Akibatnya, korosi cenderung berlanjut hingga ke bagian dalam logam.
1. Korosi pada logam: Korosi Galvanic
Korosi galvanic ini merupakan jenis korosi elektrokimia yang dimana satu logam lebih mudah terkorosi jika bersentuhan dengan logam lain, terutama jika terdapat elektrolit. Pada jenis ini, lubang dan alur yang ada didalam biasanya terbentuk pada permukaan atas logam.
Contoh terbaik dari korosi ini ialah ketika tembaga bersentuhan dengan baja di lingkungan air asin. Contoh lainnya adalah ketika aluminium dan baja karbon digabungkan dan direndam dalam air laut, aluminium akan cepat terkorosi sedangkan baja tersebut tetap aman.
2. Korosi Seragam
Jenis korosi yang umum ini mengakibatkan hilangnya logam secara seragam dari permukaan yang tidak tertutup karena serangan seluruh permukaan logam yang terkena lingkungan korosif. Akibatnya logam menjadi lebih tipis dan akhirnya rusak.
Korosi ini mempunyai pengaruh yang relative kecil terhadap kinerja material. Hal ini sering kali disebabkan oleh gesekan dengan cairan berkecepatan tinggi. Cairan tersebut mungkin bersifat abrasive atau tidak. Misalnya, seng dan baja yang dicelupkan ke dalam asam sulfat encer yang akan larut secara merata di permukaannya.
3. Korosi tegangan / Stress Corrosion Cracking (SCC)
Korosi tegangan atau SCC merupakan pembentukan retakan pada suatu material dalam lingkungan korosif. Hal ini dapat menyebabkan kegagalan mendadak pada paduan logam ulet yang mengalami tegangan tarik, terutama pada suhu yang tinggi. Ini sangat spesifik secara kimia karena beberapa paduan mungkin hanya mengalami SCC ketika terkena lingkungan kimia.
Untuk paduan tertentu, SCC sering terjadi pada lingkungan yang sedikit korosif. Bagian logam dengan SCC parah mungkin tampak mengkilat saat diisi dengan retakan kecil. Contoh dari korosi ini merupakan retak korosi tegangan pada stainless steel austenitic dalam larutan klorida atau retak pada pipa stainless steel di lingkungan yang mengandung klorida.
4. Korosi celah
Korosi celah mengacu pada korosi yang terjadi di ruang seperti celah dimana larutan stabil terperangkap dan tidak diperbarui. Ruang-ruang tersebut umumnya disebut celah. Korosi ini biasanya terjadi pada bagian baut dan mur yang membentuk sambungan yang dapat mengakibatkan retak.
Contoh area dimana korosi celah akan terjadi dari kepala baut, dibawah gasket atau lapisan pelindung. Paduan aluminium dan baja tahan karat biasanya juga dapat mengalami korosi celah. Hal ini disebabkan terbentuknya sel aerasi diferensial yang menyebabkan karat di dalam retakan.
5. Korosi pada logam: Korosi Pitting
Korosi pitting merupakan korosi ekstrim yang menyebabkan penumpukan pori-pori kecil secara acak pada logam. Ini terjadi pada titik lokal pada logam dan bergerak dengan pembentukan sel korosi yang dikelilingi oleh permukaan logam.
Setelah terbentuk, ia terus tumbuh dan dapat mengambil berbagai bentuk besar. Karena kegagalan struktural, lubang secara bertahap menembus logam secara vertical dari permukaan. Selain itu, korosi ini terutama disebabkan oleh logam yang berada dalam cairan stasioner atau berkecepatan rendah. Misal setetes air pada permukaan baja, lubang akan dimulai dari tengah tetesan air.
6. Korosi suhu tinggi
Korosi jenis ini terjadi pada sebagian besar logam akibat panas yang berlebih. Terjadi ketika turbin gas, mesin diesel, tungku, atau mesin lainnya yang bersentuhan dengan gas panas yang mengandung kontaminan tertentu.
Suasana panas yang mengandung gas seperti oksigen, belerang, dan senyawa lainnya dapat menyebabkan kerusakan kimia pada logam. Senyawa ini dapat dengan mudah mengoksidasi logam. Sebagai contoh, mesin mobil menggunakan logam yang harus tahan terhadap suhu tinggi dalam jangka waktu lama di lingkungan yang mengandung produk pembakaran korosif.
7. Korosi pada logam: Korosif Mikroba
Korosif mikroba disebabkan oleh adanya atau aktivitas mikroorganisme pada biofilm di permukaan bahan korosif. Bahan-bahan korosif juga dapat berupa logam seperti baja atau bukan logam contohnya beton. Jenis korosi ini dapat mempengaruhi material logam dan non-logam. Contoh dari jenis korosi ini yaitu korosi pada struktur bawah air yang disebabkan oleh bakteri penghasil sulfat.
Itulah jenis-jenis korosi yang biasa terjadi pada logam. Untuk mencegah dan mengontrol korosi perlu pemahaman terlebih dahulu tentang jenis korosi yang terjadi serta faktor-faktor lingkungan dan material yang terlibat. Jika ada yang kurang paham, sobat bisa komen di bawah ini atau hubungi langsung Team Logam Ceper.
Leave a Reply