Halo sobat Logam Ceper, tentunya sobat masih ingat kan pengujian dalam pengecoran logam ada berapa? Ya betul ada dua, yaitu Non Destructive Test dan Destructive Test. Pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang pengujian Non Destructive Test atau disebut NDT. Nah, kali ini kita akan membahas tentang pengujian Destructive Test (DT). Simak penjelasannya ya sobat..
Destructive Test adalah pengujian yang dilakukan dengan cara merusak benda uji. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui ketahanan suatu material sehingga nantinya menghasilkan material yang berkualitas tinggi. Pembuatan sampel uji merupakan bagian terpenting dalam pengujian ini karena berhubungan langsung dengan nilai hasil pengujian. Dalam pengujian DT ada beberapa pengujian yang dilakukan, yaitu uji impact, uji tarik, uji kekerasan dan uji spektrometer.
Uji Impact
Uji impact bertujuan untuk mengetahui kuat kejut dari material atau untuk mengetahui nilai takikan pada paduan logam.
Langkah pertama dalam uji impact adalah pembuatan sampel uji dengan ukuran sesuai dengan ketentuan.
Setelah pembuatan sampel uji, kemudian masuk kedalam tahap pengujian. Pada tahap pengujian ini nilai impact atau nilai kejut dari material akan terlihat pada indikator alat uji.
Uji tarik (Tensile Test)
Uji tarik bertujuan untuk mengetahui tensile strength (kuat tarik), yield strength (kekuatan), dan elongation (kemuluran) dari suatu material.
Langkah pertama dalam uji tarik adalah pembuatan sampel sesuai standar yang telah ditentukan, sampel dibuat dengan menggunakan mesin bubut.
Setelah sampel dibuat kemudian masukan sampel kedalam alat uji, selanjutnya adalah tahap pengujian. Pada tahap pengujian ini tunggu beberapa saat sampai sampel patah. Nilai tensile strength (kuat tarik), yield strength (kekuatan), dan elongation (kemuluran) dapat dilihat pada layar monitor.
Uji Kekerasan (Hardness Test)
Uji kekerasan bertujuan untuk mengetahui ketahanan atau kekuatan permukaan material. jenis pengujian hardness terbagi menjadi beberapa macam:
- Hardness Rockwell manual (HRB dan HRC)
- Hardness Rockwell digital (HRB dan HRC)
- Hardness Portable (Brinnel)
- Hardness Micro Vickers
Perbedaan dari HRB dan HRC adalah pada identor, untuk HRB menggunakan identor berbentuk bola dan HRC menggunakan identor berbentuk diamond.
Langkah pertama dalam uji kekerasan adalah pembuatan sampel uji dengan tebal 10 mm.
Permukaan sampel uji harus rata, untuk memudahkan dalam pengujian dan hasil nilai uji lebih spesifik. Pada tahap pengujian nilai hasil uji bisa dilihat pada layar monitor.
Uji Spektrometer (Uji Komposisi)
Uji spektrometer digunakan untuk mengetahui kandungan unsur yang terdapat dalam logam, proses pengujian spektrometer bertujuan untuk mendapatkan seberapa besar nilai unsur penyusun material, misalkan dari unsur Fe, C, Mn, Si, Ni, V, Mo dan lain sebagainya.
Pengujian spektrometer menjadi acuan utama dalam pengujian-pengujian diatas, karena kandungan unsur dalam logam berpengaruh terhadap kekuatan logam.
Dalam pengujian Destructive Test atau pengujian dengan merusak benda uji, perlu diperhatikan dalam pembuatan sampel uji yang sesuai standart, karena berpengaruh terhadap hasil nilai uji.
Jadi begitu yaa sobat penjelasannya, semoga sobat bisa memahami. Untuk pertanyaan atau info lebih lanjut, bisa disampaikan di kolom komentar atau hubungi langsung Team Logam Ceper.
Penulis: Asep Muhamad | Editor: Tri Rahayu
Leave a Reply