Berbagai macam proses permesinan mempergunakan bahan abrasif. Bahan anorganik keras yang digunakan sebagai bahan pemotong dan pemoles seperti logam, kayu, plastik, keramik, dan sebagainya dapat dinamakan sebagai bahan abrasif. Bahan ini juga dipergunakan dalam bentuk butir atau bubuk dan dibuat dalam bentuk perkakas seperti batu gerinda, kain, dan kertas amplas.
Selain itu juga bahan abrasif ini dikenal dengan pengelapan atau laping, yang dimana mempergunakan bahan abrasif dicampurkan dengan pelumas, kemudian penggosokan mempergunakan komponen abrasif dicampur dengan minyak atau fat. Dalam pemolesannya tersebut bahan pemoles dimasukkan ke dalam laras dan digosokkan dengan gerakan memutar, sehingga dalam proses injeksi bahan abrasif ini dapat disemprotkan, dan dalam proses ultrasonik bahan abrasif ini membentur bahan. Dan sebagai perkakas bahan abrasi ini dibuat batu gerinda, batu hon, batu superfinis, kain amplas dan juga kertas amplas.
Sifat dan Penggunaan / Fungsi Bahan Abrasif
1. Abrasif
Abrasif terbagi ke dalam dua macam, yaitu ada abrasif buatan dan juga abrasif alam, yang terbagi lagi menjadi peng-gerindaan dan juga pengelapan.
Sobat Logam Ceper dapat melihat pengklasifikasian jenis-jenis bahan abrasif dari tabel di bawah ini:
Abrasif Alam | Untuk gerinda | Intan, korundum, emeri, garnet, batu bersifat silika (flint), dll. |
Untuk pemolesan | Tripolit, tanah diatom, bubuk batu pumis, dolomit (sinteran), dll. | |
Abrasif buatan | Untuk gerinda (Abrasif buatan) | Intan buatan, nitride boron, karbida boron, karbida silikon, alumunia leburan, emeri buatan, zikronia leburan, dll. |
Untuk pemolesan | Alumunia, oksida besi,oksida kromium, oksida serium, dll. |
Nitrida boron adalah fase tekanan tinggi yang dibuat seperti intan dibawah temperatur dan tekanan yang tinggi. Untuk abrasif yang paling banyak dipergunakan adalah jenis alumunia dan karbida silikon. Nitrida boron, intan, dan karbida boron biasa dipakai untuk pemolesan bahan yang sangat keras. Untuk garnet dipergunakan dalam pemolesan gelas dan juga kertas ampelas kayu.
Bahan abrasif ini biasanya dihancurkan dan diayak dengan berbagai cara. Kemudian, bubuk alus tersebut dapat dipisahkan menjadi ukuran berbentuk butir tertentu.
Untuk pengetahuan yang lebih dalam lagi bagi sobat Logam Ceper terkait dengan sifat khas yang penting dari bahan abrasif ini, yaitu:
- bahan mineral dan strukturnya,
- komposisi kimia ukuran butir,
- bentuk partikel,
- masa jenis butir,
- kekerasan,
- keuletan
- ketahanan aus.
2. Bahan Gerinda
Selama masuk ke dalam industri, apakah sobat logam ceper pernah menemui sebuah kaset yang ternyata dipakai untuk menggerinda?
Yups, gambar diatas ini merupakan sebuah gambar batu gerinda.
Perlu sobat Logam Ceper ketahui, batu gerinda yang sering dipakai pada industri merupakan batu gerinda buatan yang dimana bahannya merupakan dari butir bahan abrasif yang diikat satu sama lain dengan berbagi bahan lainnya. Apa saja bahan pengikat tersebut?
Sobat, batu gerinda yang mempergunakan pengikat pertama dinamakan batu gerinda gelasan dan yang diikat oleh resin dinamakan batu gerinda resinan. Di samping itu juga beberapa digunakan sebagai pengikat seperti karet alam atau karet buatan dengan sejumlah besar belerang, natrium silikat dicampur dengan oksida seng dan resin selak alam.
Sobat Logam Ceper, batu gerinda gelasan atau yang divitrivikasikan sangat banyak dipakai karena ketiga faktor tersebut sangat mudah dikendalikan dan ketahanan panasnya sangat baik, terutama pada pemakaiannya yang sangat menonjol pada penggerindaan presisi. Di lain sisi gerinda resinan juga dapat dipakai pada putaran tinggi karena kekuatan tariknya yang tinggi, dengan memanfaatkan sifat khasnya, batu gerinda ini dipakai untuk pengerjaan penyelesaian yang sederhana dan untuk membuang sirip pada produk coran.
Tiga jenis batu gerinda intan dapat diperoleh, yaitu yang diikat dengan logam, diikat resin dan yang diikat oleh lempung grafit. Batu gerinda yang diikat oleh logam terbagi menjadi dua jenis, yaitu yang diikat oleh paduan tembaga dan yang diikat oleh WC sebagai pengikat dasar, dan paduan Cu-Ni sebagai pengikat kedua. Yang kedua adalah batu gerinda keras yang dipakai untuk memotong beton.
3. Amplas
Kain amplas atau kertas amplas terdiri dari bahan dasar, abrasif, dan perekat. Amplas dibuat dalam bentuk lembaran, gulungan, pita ban dan juga piringan. Terdapat berbagai variasi yang dapat diperoleh yang ditentukan dari kombinasi abrasif dalam jenis, ukuran butir, lapisan dan kerapatan lapisan, jenis bahan dasar (kertas/kain), perekat biasa atau resin fenol, dll.
Selain itu juga terdapat dua jenis bahan amplas, yaitu basah dan kering. Untuk jenis yang basah, bahan dasarnya dapat diolah terlebih dahulu dengan air kemudian dicampurkan dengan menggunakan resin cair, dll. Setelah itu juga perekatnya diambil dari jenis yang tahan air.
Untuk struktur kain/kertas amplas dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Kesimpulan
Okay sobat Logam Ceper, diatas tadi merupakan penjelasan yang lebih mendalam mengenai bahan abrasif. Bisa kita rangkum bahwa bahan abrasif ini memiliki 3 sifat penggunaannya yaitu abrasif, gerinda, dan yang terakhir adalah amplas.
Penulis: Alfina Indah R
Leave a Reply